Sunday, December 19, 2010

http://www.lasembiz.com/tips-bisnis-usaha-kecil-dan-menengah/meningkatkan-daya-simpan-telur-yang-ramah-lingkungan.html

Meningkatkan Daya Simpan Telur yang Ramah Lingkungan

Upaya pengawetan telur perlu dilakukan agar daya simpan produk ternak unggas bisa lebih lama daya simpannya.Telur yang telah disimpan lebih dari 2 minggu sangat rawan kerusakan. Biasanya telor akan berbau busuk dan tidak bisa dikonsumsi.
Pengawetan telor dapat dilakukan pasca panen telur unggas.Pengawetan ada beberapa cara, mulai teknik yang sederhana dengan bahan yang seadanya hingga penggunaan bahan tambahan lainnya.
Ada beberapa tujuan pengawetan telur antara lain:
-Memperpanjang daya simpan
-Memperoleh hasil olahan yang diinginkan
-Meningkatkan mutu dan nilai jual
-Memenuhi kebutuhan pasar
Berikut beberapa metode pengawetan telur yang ramah lingkungan :

Metode pengawetan dengan air hangat

Pengawetan telur yang paling sederhana adalah dengan bantuan air hangat. Penggunaan air hangat untuk mengawetkan beberapa jenis telur unggas ini dilakukan hanya beberapa saat saja.
Cara pengawetan dengan air hangat sebagai berikut, cuci telur yang akan diawetkan sampai bersih. Kemudian sediakan air hangat , tapi jangan sampai terlalu hangat atau panas. Karena akan berakibat telur menjadi setengah matang. Dengan cara pengawetan yang sangat sederhana ini, telur dapat bertahan hingga kurang lebih 21 hari tanpa mengeluarkan biaya yang banyak.

Metode pengawetan dengan daun jambu

Metode ini disebut juga metode pemindangan. Karena warna cangkang telur yang telah diawetkan dengan jambu biji ini berwarna kecoklatan seperti telur pindang. Namun metode pengawetan dengan daun jambu biji ini terutama untuk telur itik kurang disukai konsumen karena warnanya yang kurang menarik. Metode ini bisa diterapkan pada telur unggas yang lain, telur ayam misalnya.
Pemindangan merupakan salah satu bentuk pengolahan dengan kombinasi penggaraman dan perebusan. Telur pindang merupakan produk olahan tradisional yang menggunakan bahan penyamak protein yang akan terdenaturasi jika kontak dengan bahan yang mengandung tannin antara lain kulit bawang merah, daun jambu biji, air teh. Dengan tambahan bahan ini akan diperoleh warna telur kecoklatan dan citarasa yang khas. Pemindangan dapat membuat telur rebus lebih awet daripada perebusan dengan air biasa.

Berikut teknik pengawetan dengan daun jambu biji

Bahan yang perlu dipersiapkan: telur ayam, teh, kulit bawang merah, daun jambu biji, garam
Cara pembuatan:
-Ambil 10 butir telur ayam, cuci bersih dengan abu dapur dan air
-Letakkan daun jambu, teh, kulit bawang merah dalam panci perebus, tata telur diatasnya, susun berlapis
-Tambahkan garam 3 sendok makan, tambahkan air hingga seluruh telur terendam
-Rebus hingga matang, angkat dan biarkan hingga beberapa saat (2 jam), untuk memperoleh warna dan citarasa pindang
-Rebus kembali sampai matang (dapat ditambahkan bahan rempah lengkuas dimemarkan, daun salam)
-Angkat dan biarkan terendam dalam panci, tiriskan setelah air dingin
Daya simpan telur dengan cara/ metode seperti ini akan lebih lama dibandingkan dengan pengawetan dengan menggunakan air hangat. Daya simpannya bisa mencapai 30 hari atau lebih, atau lebih lama 1 minggu dari pengawetan dengan air hangat.

Metode pengawetan dengan minyak kelapa

Perubahan warna dengan pengawetan telur melalui bantuan jambu biji tidak disukai, penggunaan minyak kelapa bisa diterapkan. Minyak kelapa juga bisa dijadikan bahan memperlama penyimpanan telur tanpa merubah warna, rasa, dan aroma telur tersebut.
  • Langkah pertama kelapa dikupas dan diparut. Selanjutnya parutannya diremas-remas sambil ditambah air secukupnya. Hasilnya adalah berupa santan. Santan itu kemudian direbus selama kurang lebih 3 jam. Setelah menjadi minyak, pisahkan minyak tersebut dari ampasnya.
  • Tahap berikutnya ambil telur dan dicuci. Kemudian telur diolesi minyak kelapa dengan menggunakan kuas kecil. Biasanya, 1 liter minyak kelapa bisa digunakan untu mengawetkan telur sekitar 70 kg.
Pengolesan telur ayam dengan minyak kelapa ini mampu mempertahankan kesegaran telur selama 8 minggu atau 2 bulan. Pengawetan telur dengan minyak kelapa tidak hanya mampu mempertahankan kesegaran telur, tapi juga mampu mempertahankan keutuhan nilai gizinya. Hal ini amat menguntungkan, karena selain prosesnya mudah juga irit dalam biaya.
Dari beberapa metode diatas dan bahan yang digunakan untuk mempertahankan kondisi telur dan lama penyimpanan, kesemuanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tinggal mengikuti selera masyarakat saja.
Perubahan warna dengan pengawetan telur melalui bantuan jambu biji tidak disukai, penggunaan minyak kelapa bisa diterapkan. Minyak kelapa juga bisa dijadikan bahan memperlama penyimpanan telur tanpa merubah warna, rasa, dan aroma telur tersebut.

Metode pengawetan dengan cara pengasinan

Pembuatan telur asin merupakan cara pengawetan sederhana tapi membuat telur mempunyai daya simpan cukup lama tergantung dari konsentrasi garam yang diberikan, proses penggaraman menjadi prinsip dalam teknologi ini. Waktu atau lamanya perendaman atau pemeraman menentukan tingkat keasinan telur. Sistim pembuatan telur asin ada 2 alternatif yaitu cara basah (cair) dan cara kering.
Metode pengawetan dengan cara diasinkan ini sudah kerap dilakukan oleh peternak dan pedagang. Daya simpan telur yang diasinkan ini bisa bertahan lebih lama. Bila sebelum diasinkan, daya simpan telur sekitar 2 mingguan. Dengan diasinkan, daya simpannya bisa bertahan hingga 6 minggu.
Pengawetan dengan cara pengasinan ini biasanya dilakukan oleh peternak itik. Pengawetan dengan cara mengasinkan ini selain memberikan keuntungan daya simpan lebih lama, juga mengurangi bau amis yang sangat kuat pada telur itik.
Dengan pengasinan ini daya simpan telur akan lebih lama 4 sampai 6 minggu. Selain itu bau tidak terlalu amis. Dan satu lagi dari keuntungan pengawetan dari pengasinan ini adalah rasa lebih lezat dan kadar keasinan dapat diatur sesuai dengan dosis penggaraman, hanya saja telur yang diasinkan sesuai dengan selera konsumen.

Teknik Pengasinan Telor

Persiapan alat : Ember, Waskom, dandang (pengukus), kopor, tempat telur
Persiapan bahan:
-Adonan I (sistem kering) : Telur itik (15 butir), abu dapur (2 kg), garam halus (600 gr), air secukupnya.
-Adonan II (Sistim kering): Telur itik (15 butir), serbuk batu merah (3 kg), garam halus (600 gr), air secukupnya, saltpeter/sandowo (15 gr)
-Adonan III (sistim cair): telur itik (15 butir), garam (600 gr), air bersih (1 ltr)
Persiapan dan alat
-Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
-Perbandingan bubuk batu bata dan garam ± 7:3
-Sendowo digunakan bila diperlukan (dengan tujuan memperoleh telur asin yang masir dan kesed)
Pemilihan bahan
-Pilih bahan yang baik (sehat, tdk busuk)
-Cuci telur sampai mengkilat dengan menggunakan spon pencuci agar pori-pori telur bersih, tiriskan
Pembalutan adonan
1.Sistim Kering
-Buat adonan pembalut dengan mencampur bubuk batu bata merah atau abu dapur, garam, sendowo kemudian diencerkan dengan air hingga kalis (bila dikepal menggumpal)
-Ambil telur itik, bungkus dengan adonan satu persatu sampai habis, tata di ember, simpan
2.Sistim Cair
-Buat adonan III, panaskan air sampai hangat/agak panas, masukkan garam aduk hingga larut angkat dan dinginkan, tambahkan sendowo (bila perlu) tuang ke ember tempat pemeraman
-Tata telur pada ember satu persatu, tutup, simpan
Pemeraman
-Setelah dibalut, lakukan pemeraman sampai ± 7-10 hari sesuai dengan tingkat keasinan yang diinginkan
-Asin sedang = 7 hari, Asin dan masir = 10 hari
-Angkat telur asin dari adonan, bersihkan
Pengukusan
-Isi dandang dengan air, masukkan telur asin satu persatu sampai 2/3 dandang
-Angkat dandang keatas kompor, kukus telur asin selama 20 menit
-Angkat dan tiriskan
Pengemasan
Stempel telur asin asin, tata pada kemasan/wadah telur dan siap dipanaskan

Sumber : http://www.lasembiz.com/tips-bisnis-usaha-kecil-dan-menengah/meningkatkan-daya-simpan-telur-yang-ramah-lingkungan.html

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...