“Sejak 2009 lalu, salah satu distributor makanan di Malaysia telah bekerjasama dengan kami untuk mengimpor bawang goreng dari Palu,” kata Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Palu, Rahman L., saat ditemui Tempo dalam pameran perdagangan Internasional “Intrade 2010” yang gelar di Matrade Convention Centre, Kuala Lumpur, Selasa (9/11). Pameran dagang ini digelar hari ini hingga Kamis (11/11).
Menurut Rahman, setiap bulan satu kontainer bawang goreng telah dipesan dari Malaysia. “Cuma kita tak bisa memenuhi permintaan mereka secara keseluruhan. Selain karena bahan baku terbatas, permintaan di dalam negeri juga cukup tinggi,” tuturnya.
Bahkan, kata dia, untuk tahun 2009, Palu hanya bisa mengirim 9 kontainer. Terbatasnya bahan baku menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Palu untuk mengembangkan industri bawang goreng yang biasa dijadikan buah tangan khas Palu ini.
“Dari sembilan Kabupaten dan satu kota, hanya di Kota Palu saja yang tanahnya cocok untuk bawang batu yang menjadi bahan utama bawang goring,” terang Rahman.
Karena itu, Pemerintah Kota Palu berusaha menaikkan produksi bawang batu dengan menggandeng perguruan tinggi dan kelompok tani di daerah tersebut. Selain bawang goreng, dalam “Intrade 2010” ini, Pemkot Palu juga membawa beberapa komuditi unggulan khas daerah Palu, seperti kayu eboni, rotan, kakao serta batik khas Palu.
No comments:
Post a Comment